Dunia maya memang peeenuh intrik. Di sebaliknya, kita bisa dengan mudah memperoleh data (penunjang) maupun argumen yang menguatkan prinsip.
Luar biasa, memang. Namun, yang harus selalu sahabat MuslimahCare pahami...dunia maya seringkali menampilkan intrik yang terkadang "lucu". Objektivitas sering tak menjadi dasar dan tak lagi menjadi tujuan ilmiah ketika data2 yang dipaparkan malahan "dihapus" untuk kepentingan pihak2 terkait. Contohnya artikel berikut ini yang sumbernya dihapus dengan sengaja dari sumber aslinya www.depkes.go.id/.../1177-kandungan-maksimum-melamin-dalam-susu-bubuk-1-mgkg.html
Begitulah, padahal jelas sekali bahaya melamin


Jumlah maksimum melamin yang diperbolehkan dalam susu bubuk untuk bayi adalah 1 mg/kg dan jumlah maksimum bahan kimia yang diperbolehkan untuk makanan lain dan makanan binatang adalah 2,5 mg/kg, berdasarkan peraturan baru dari Komisi Standarisasi Makanan PBB, Codex Alimentarius Commission, demikian siaran pers World Health Organitation (WHO) 6 Juli 2010.
Melamin adalah bahan kimia yang digunakan dalam berbagai macam proses pengolahan termasuk pabrik plastik untuk peralatan makan dan peralatan dapur, pelapis kaleng – dan sisa-sisanya tercampur bersama makanan tanpa menyebabkan gangguan kesehatan, namun berbahaya dalam jumlah banyak.
“Penentuan tingkat maksimum ini membantu pemerintah membedakan antara tingkat rendah melamin yang tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan menghindari pemalsuan yang disengaja – untuk melindungi kesehatan masyarakat tanpa menghambat perdagangan internasional” kata Martijn Weijtens, Ketua Komite Codex. Walaupun tidak mengikat secara hukum, batasan baru ini memungkinkan negara untuk menolak izin impor produk dengan level melamin yang berlebihan.
Sidang Komisi Standarisasi Makanan dihadiri 500 delegasi dari 130 negara. Keputusan lain yang diambil yaitu :
Ukuran sehat untuk sayuran dan makanan laut yang sehat, segar dan aman
Sayuran segar dan berdaun merupakan bagian dari diet sehat dan tumbuh dalam kondisi yang beragam yang dipasarkan ditingkat lokal maupun global untuk memberikan ketersediaan konsumen sepanjang tahun. Produk ini bergerak dari peternakan ke meja, yang dapat terkontaminasi oleh patogen seperti salmonella, e. coli, dan virus hepatitis A.
Sidang ini juga menghasilkan panduan spesifik untuk produksi, panen, pengepakan, pengolahan, penyimpanan, distribusi, pemasaran dan pendidikan konsumen untuk mengurangi risiko keamanan pangan yang berkaitan dengan produk ini. Panduan lain meliputi aspek seperti pengendalian air irigasi, pendinginan, penyimpanan dan cara mencuci tangan yang benar oleh konsumen.
Komisi ini juga memberikan saran spesifik tentang cara mengontrol bakteri dalam makanan laut. Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan telah terjadi peningkatan wabah penyakit bawaan makanan yang disebabkan oleh bakteri yang disebut spesies Vibrio, yang biasanya dikaitkan dengan konsumsi makanan laut, terutama tiram yang sering dimakan mentah. Peraturan baru dari Komisi ini akan membantu meminimalkan risiko.
Aflatoksin
Tingkat maksimum 10 mikrogram / kg khusus untuk aflatoksin dalam kacang Brasil (dikupas dan siap dimakan) dan 15 mikrogram / kg untuk kacang Brasil yang dikupas (dimaksudkan untuk diproses lebih lanjut), Komisi ini juga mengadopsi kode praktis untuk mencegah kontaminasi alfatoksin .
Aflatoksin adalah jamur karsinogenik yang dapat mencemari jagung, kacang tanah dan tanaman pangan lainnya seperti kacang-kacangan dalam kondisi tertentu.
Metode baru untuk menentukan kadar makanan
Metode yang digunakan untuk analisa dan sampling merupakan dasar untuk kontrol dan pemeriksaan terhadap makanan. Pedoman baru yang diadopsi oleh Komisi ini memungkinkan untuk menjalankan tes untuk menentukan apakah makanan yang berasal dari bioteknologi modern, untuk mengotentikasi variasi makanan seperti spesies ikan dan untuk mendeteksi adanya alergen .
Persetujuan tentang pedoman ini menandai sebuah konsensus internasional penting di bidang bioteknologi di mana Komisi ini telah mengembangkan beberapa pedoman yang berkaitan dengan penilaian keamanan pangan untuk makanan yang berasal dari bioteknologi modern.
Codex Alimentarius Commission, dijalankan bersama oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan WHO selama 47 tahun, menetapkan standar makanan internasional untuk melindungi kesehatan konsumen dan memastikan praktek yang adil dalam perdagangan makanan. Hasil pekerjaan Komisi itu bernama Codex Alimentarius (Latin untuk “kode makanan”), satu set standar internasional keamanan pangan berkualitas. Standar-standar ini, ketika diperkenalkan dalam undang-undang nasional, memberikan kontribusi bagi keamanan makanan dan perdagangan pangan internasional.
The Codex Alimentarius adalah contoh kerja sama antar-lembaga yang paling lama berdiri dalam sistem PBB. Lembaga ini memiliki anggota 182 negara dan satu organisasi anggota, Uni Eropa.
Sumber : www.depkes.go.id

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...