img (Foto: thinkstock)
Jakarta, Pestisida digunakan untuk mencegah hama pada tanaman buah dan sayur. Sayangnya, kandungan pestisida tersebut bisa berbahaya bagi tubuh manusia dalam jangka panjang. Ini caranya menghilangkan pestisida dari sayur dan buah.

Buah dan sayur sudah dipercaya sebagai makanan sehat yang kaya serat. Tapi laporan kesehatan terbaru justru menemukan 67 jenis pestisida yang akhirnya membuat buah dan sayur 'kotor'.

Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat atau membasmi hama, penyakit dan gulma yang tidak berpengaruh pada tanaman. Pestisida seringkali disebut sebagai 'racun'. Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau pembusukan.

Dalam jumlah tertentu, penggunaan pestisida untuk tanaman buah dan sayur masih dapat ditolerir tubuh. Namun bila jumlahnya berlebihan bisa membahayakan untuk kesehatan, seperti menyebabkan kanker, ADHD pada anak, gangguan sistem saraf, gangguan tiroid dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Berikut beberapa cara untuk mengurangi dan membersihkan sayur dan buah dari pestisida, seperti dilansir Hubpages, Selasa (1/2/2011):
  1. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir sebelum memegang produk makanan, termasuk saat akan mencuci buah dan sayur.
  2. Cuci buah dan sayur dengan air bersih dan mengalir untuk membersihkan sisa-sisa tanah dan kotoran yang menempel.
  3. Gunakan sikat gigi atau sikat yang lembut untuk membersihkan pestisida dari buah dan sayur, serta tetap gunakan air yang mengalir.
  4. Buang daun terluar dari sayuran berdaun dan kemudian bilas dengan air bersih dan mengalir.
  5. Kupas kulit sayur dan buah yang memiliki kulit tebal, terutama buah dan sayur yang dilapisi lilin.
  6. Untuk menghilangkan lilin juga bisa dengan dicuci dengan air hangat yang dicampur garam dan air lemon atau cuka.
  7. Jangan gunakan deterjen atau sabun yang dapat meninggalkan sisa bahan kimia lain di buah dan sayur.
  8. Memasak membantu mengurangi beberapa sisa pestisida dalam buah dan sayur yang tidak hilang saat dikupas atau dicuci.
  9. Sebaiknya belilah buah dan sayur organik bila Anda tetap takut dengan pestisida.
  10. Jika memiliki kebun, Anda juga bisa menanam sendiri buah dan sayur sehingga dapat dipastikan tidak mengandung pestisida.
http://health.detik.com/read/2011/02/01/123514/1557897/766/cara-membersihkan-sayur-dan-buah-dari-pestisida?881104755

    “Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?”  (Kisah Nyata)

    Bismillahir-Rahmanir-Rahim .....
    Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

    Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

    Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

    Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

    Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

    Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

    Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

    Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

    Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…
    Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

    Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

    “Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

    Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

    Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

    “Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

    “Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

    Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

    “Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”
    “Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

    Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat
    dipakai lebaran.”

    “Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

    “Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

    “Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

    ”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

    Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

    “Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

    Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

    Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

    “Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

    Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

    Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

    “Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

    Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

    “Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut.

    Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah)

    “Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

    Oleh: Ummu Farah (Siti Fauziah Fauzi)

    Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....
    Maag atau penyakit gastritis yang dalam bahasa Yunani berasal dari kata gastro (perut/lambung) dan itis (peradangan) adalah penyakit yang bersifat psikosomatis, artinya penyakit ini berkaitan erat dengan faktor psikologis dan sistem saraf somatik. Sistem syaraf somatik sendiri memiliki hubungan dengan sistem syaraf otonom dimana sistem syaraf ini juga berperan dalam mengatur pergerakan peristaltik lambung dan pelepasan zat-zat kimia dalam lambung. Oleh sebab itu faktor stess berkaitan erat dengan penyakit ini disamping memang ada beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya maag seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori, maupun karena efek samping dari pemakaian obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti Ibuprofen, Piroxicam, dan sebagainya.

    Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya Ulcer, yaitu terputusnya kontinuitas mukosa gastrointenestinal (selaput permukaan lambung) yang meluas sampai jaringan epitel sehingga terjadi iritasi atau perdarahan pada jaringan tersebut yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut borok. Ulcer juga tidak hanya terjadi pada lambung, melainkan dapat juga terjadi pada saluran eshopagus (tukak lambung), duodenum(usus dua belas jari) dan jejunum (usus halus).

    Gejala maag sendiri dapat berupa rasa perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas disertai dengan rasa mual, muntah, kehilangan selera makan, kembung, kehilangan berat badan, dan perut bagian atas terasa penuh apabila sehabis makan. Namun, dari beberapa gejala di atas terkadang memiliki persamaan gejala dengan beberapa penyakit yang menyerang lambung, seperti ulkus peptikum, refluks esophagus (arus balik asam lambung), dan gastroenteritis. Maag sendiri bukan penyakit tunggal, tetapi terbentuk melalui beberapa kondisi yang kesemuanya dapat mengakibatkan peradangan pada lambung.

    Lambung adalah organ yang berbentuk kantung kosong yang terletak pada bagian kiri atas perut tepat di bawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang + 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan dan minuman sebanyak 1 gallon. Di dalam lambung terdapat sebuah cincin yang mengatur masuknya makanan dan akan menutup apabila makanan telah masuk ke dalam lambung. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat dan berfungsi untuk menghancurkan makanan dengan disertai 35.000.000 enzim yang berfungsi dalam membantu penguraian secara kimiawi. Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida (HCL) yang bersifat sangat korosif sehingga sebuah paku besi pun dapat larut dalam cairan lambung ini. Maka, untuk mencegah terjadinya kehancuran lambung, mukosa lambung melepaskan ion bicarbonate sehingga mukosa dinding lambung tidak mengalami kerusakan. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk”(Q.S. At-Tin:4).

    Pada dasarnya PH pada lambung mengkondisikan mikroorganisme tidak dapat hidup di dalamnya, kecuali mikroorganisme yang tahan terhadap PH asam. Namun pada kondisi dimana manusia tidak berlaku bijaksana dalam mengkonsumsi makanan dan minuman serta dalam mengendalikan emosi sehingga memicu terjadinya penyakit pada lambung seperti penyakit maag. “Tidak ada ‘bencana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia dari pada perutnya sendiri…”(H.R. At-Tirmidzi). Kebanyakan kasus-kasus maag terjadi karena akumulasi kebiasaan yang tidak sehat, seperti pada kasus depresi yang diiringi dengan mengkonsumsi alkohol dan merokok sebagai pelarian. Pada kebanyakan orang yang normal pun tidak lepas dari kebiasaan yang merusak lambung.

    Terkadang karena kesibukan sehari-hari, orang sering menyepelekan makan dengan makan tidak teratur, menunda waktu makan, makan tergesa-gesa dalam porsi besar. Kebiasaan yang tidak sehat juga sering diperparah dengan mengkonsumsi vitamin C (Asam Askorbat) dalam kondisi perut kosong dengan alasan untuk menjaga tubuh agar tidak sakit, padahal Asam Askorbat sintetis bersifat mengiritasi lambung. Dalam kondisi lambung yang telah teriritasi pun terkadang masih digampangkan oleh orang tersebut dengan mengkonsumsi obat maag semaunya. Padahal jenis obat maag yang sering dikonsumsi seperti antasida memiliki efek samping membuat konstipasi jika dikonsumsi dalam akumulasi dosis besar/terus-menerus.
    Sesungguhnya jauh-jauh hari Islam telah mengingatkan dan mengantisipasi timbulnya penyakit pada sistem pencernaan termasuk maag. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan marfu’,“Malulah kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu.”Para sahabat bertanya, “Apakah sebenar-benarnya rasa malu itu?” Beliau menjawab, “Menjaga kepala beserta isinya dan menjaga perut beserta isinya serta mengingat kuburan dan kematian.” Dalam hadits ini disandingkan antara anjuran menjaga kepala dan menjaga perut, dimana keinginan syahwat terhadap makan dan minum apa yang diharamkan maupun makan dan minum dengan berlebihan dimulai dari pandangan mata terhadap makanan tersebut sehingga manusia makan dan minum tanpa rasa malu dan tanpa merasa malu mendzolimi perutnya.

    Al-Harats, seorang tabib bangsa arab berkata “ Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan.” Dengan mengutamakan rasa malu dalam makan dan minum tidak berlebihan maupun mengkonsumsi barang-barang yang merusak maka manusia telah menempuh penyembuhan tanpa efek samping. Zat-zat iritan dan bersifat toksik (beracun) seperti alkohol, nikotin, opiat sangat cepat terserap oleh lambung dan saluran pencernaan, maka dengan demikian akan mengikis perlindungan mukosa saluran cerna.”Barangsiapa yang berobat dengan khamr, niscaya Allah tidak akan memberinya kesembuhan.”

    Makan dan minum berlebihan juga memicu terjadinya penyakit seperti maag, oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam mencela tindakan tersebut.”Seorang mu’min makan dengan satu perut, dan orang kafir makan dengan tujuh perut.”(H.R.Bukhari).

    Makan dengan berlebihan dapat memicu pelapasan asam lambung berlebihan dan seperti apa yang telah dipaparkan di atas maka hal tersebut akan menyebabkan iritasi pada lambung. Maka benar kiranya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda “Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. Berpuasa juga memiliki pengaruh terhadap pengendalian enzim saluran cerna dan mengistirahatkan organ pencernaan sehingga dapat mencegah pergesekan makanan di dalam lambung. Dengan bersikap lebih malu dalam mengkonsumsi makanan baik dengan dara berpuasa maupun mengikuti cara makan yang dianjurkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, maka dapat menjadi upaya penyehatan lambung tanpa efek samping dan hemat biaya. Wallahu A’lam.

    Oleh: Joko Rinanto (Disari dari Tabloid Bekam Edisi 2/2010)
    Jakarta, Sebagian besar ayah menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja dan hanya punya sedikit waktu untuk anak-anaknya. Sebenarnya ayah harus punya waktu bersama anaknya untuk meningkatkan hubungan dan membuat keluarga kompak karena saling mendukung.

    Psikolog telah menemukan bahwa pasangan akan memiliki hubungan yang lebih kuat dan kompak ketika ayahnya punya waktu lebih banyak untuk bermain dengan anaknya.

    "Anda tentu bisa memiliki hubungan orangtua yang saling mendukung tanpa berbagi tanggung jawab dan kasih sayang yang sama, tapi itu bukan resep untuk semua pasangan," ujar Profesor Sarah Schoppe-Sullivan dari Ohio State University, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (1/2/2011).

    Prof Schoppe-Sullivan dan rekan menyurvei 112 pasangan orangtua yang memiliki anak berusia 4 tahun. Pertama-tama pasangan diminta mengisi kuesioner yang menanyakan seberapa sering orangtua terlibat dalam kegiatan bermain dengan anak-anaknya serta seberapa dalam kegiatan pengasuhan.

    Peneliti kemudian mengamati pasangan selama 20 menit dalam membantu anaknya menyelesaikan dua tugas yaitu menggambar foto keluarga dan membangun rumah-rumahan dari balok-balok kayu. Kedua tugas ini terlalu sulit untuk dilakukan anak-anak dan membutuhkan bimbingan orangtua.

    Tugas-tugas ini memberikan peneliti kesempatan untuk mendeteksi seberapa banyak orangtua yang saling mendukung atau justru saling menjatuhkan satu sama lain dalam hal pengasuhan.

    Secara umum hasil penelitian menunjukkan ketika ayah memiliki waktu untuk bermain dengan anak-anaknya maka pasangan ini akan menunjukkan pola pengasuhan yang saling mendukung satu sama lain. Studi ini dilaporkan dalam jurnal Developmental Psychology.

    Hasil temuan ini tetap sama bahkan ketika peneliti membandingkan beberapa faktor lain seperti pendapatan keluarga, pendidikan ayah dan jam kerjanya, besarnya keluarga serta berapa lama pasangan tersebut menjalin hubungan.

    Setiap orangtua memang memiliki metode tersendiri dalam mengasuh anak-anaknya yang kadang tidak selalu sama. Tapi tak ada salahnya bagi para ayah untuk meluangkan waktunya agar bisa bermain dengan anak.


    Vera Farah Bararah - detikHealth
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...