hamil anggur? kenali dan tangani dengan benar. mari kita baca artikel berikut ini :

Pengertian dan Definisi Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Mola hidatidosa atau di masyarakat biasa juga disebut dengan hamil anggur adalah kelainan di dalam kehamilan dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah secara terus menerus dalam jumlah yang berlebihan.

Perkembangan jaringan plasenta yang abnormal ini juga akan menyebabkan kadar hormon ß-hCG yang dihasilkan oleh mola hidatidosa lebih tinggi dari kehamilan biasa. Di sebut hamil anggur, karena bentuknya seperti anggur bergerombol.
 
Mola dapat mengandung janin, disebut sebagai mola parsial atau tidak terdapat janin di dalamnya, disebut sebagai mola komplit. Pada kebanyakan kasus, hamil anggur (mola hidatidosa) tidak berkembang menjadi keganasan (kanker), namun sekitar 2-3 kasus per 1000 wanita, hamil anggur (mola hidatidosa) dapat berubah menjadi kanker ganas dan disebut choriocarsinoma.

Kemungkinan terjadinya mola berulang berkisar 1 dari 1000 wanita.

Apa yang menjadi penyebab Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)?
Sejauh ini penyebabnya masih belum diketahui. Peningkatan angka kejadian Mola atau hamil anggur diperkirakan karena faktor-faktor :
Gangguan pada sel telur (ovum.
Kekurangan gizi pada ibu hamil.
Kelainan rahim.
Wanita dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.
Mengkonsumsi makanan rendah protein, asam folat.

Apa tanda dan gejala Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)?
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.

Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 – 16, dimana kita dapat melihat adanya tanda-tanda di bawah ini :
Ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa
Pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan
Bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.

Gambar jaringan Mola Hidatidosa yang keluar dari rahim; jaringan plasenta bergerombol seperti anggur

Adapun gejala Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) dapat di lihat pada list berikut ini :
Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS.
Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar).
Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab.
Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni).

Pemeriksaan apa yang harus dilakukan pada Mola?
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah :

1. Serum ß-hCG
Untuk memastikan adanya kehamilan dan
Pada waktu tertentu akan diulang untuk melihat pola peningkatan / lonjakan hormon ß-hCG ini untuk mengetahui (pemeriksaan ß-hCG serial )
2. USG (Ultrasonografi).
Untuk melihat adakah janin di dalan kantung gestasi (kantung kehamilan) dan mendeteksi gerakan maupun detak jantung janin.
Apabila semuanya tidak kita temukan di dalam pemeriksaan USG maka kemungkinan kehamilan ini bukanlah kehamilan yang normal.
3. Foto roentgen dada

Bagaimana pengobatan Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)?
Jaringan mola ini harus dikeluarkan dari dalam rahim. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D&C) atau lebih dikenal sebagai kuret.

Sebagai alternatif dapat digunakan obat oksitosin atau prostaglandin untuk membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Namun, setelah itu tindakan kuretase tetap harus dilakukan untuk memastikan rahim sudah bersih.

Selanjutnya Ibu harus memastikan hormon hCG kembali normal dengan pemeriksaan darah dan air seni (urine) secara teratur selama 1 tahun dan juga memeriksakan serta memastikan tidak ada pertumbuhan jaringan plasenta lagi.

Jika pengobatan yang dilakukan berhasil dengan baik maka wanita pada umumnya dapat kembali hamil lagi bila mereka ingin. Namun penting untuk diingatkan bahwa sebaiknya wanita dengan menderita mola tidak hamil terlebih dahulu selama 12 bulan pertama.

Tindakan pencegahan apa yang dapat dilakukan terhadap penyakit Mola Hidatidosa?
Penyakit ini masih belum diketahui sebabnya secara pasti, oleh karena itu tidak diketahui pula cara mencegahnya.

Namun, selalu perlu kita ingat bahwa faktor nutrisi merupakan salah satu kontributor penyakit ini, maka makanlah dengan makanan yang baik dan diolah dengan cara yang benar, karena nutrisi yang baik dapat menurunkan terserangnya penyakit ini.

M-Care Tips:
penggunaan hormon dalam pengobatan menyisakan toksid dalamm tubuh. ada beberapa herbal yang dapat digunakan sesuai dengan fungsi peluruh rahim. konsultasikan dengan dokter spesialis dan herbalis yang berpengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...