selain bukan tradisi Islam, ternyata merayakan tahun baru mengundang bahaya. hal ini terkait dengan kebiasaan mereka yang berpesta menggunakan kembang api. Muslimah, mari kita hindari kembang api karena sudah cukup banyak korban yang menjadi bukti bahwa "petasan dan kembang api bukan mainan".
keasyikan yang melenakan
BAHAYA kembang api kembali mendapatkan pembuktian dalam sebuah penelitian di AS. "Bagi orang awam, terutama anak-anak, bermain-main dengan kembang api dapat mengakibatkan cedera pada mata, luka bakar, dan memar-memar," papar dr Daniel Neely, spesialis mata anak di Sekolah Kedokteran Universitas Indiana dan RS Riley khusus anak-anak.

Setidaknya sepanjang 2009, telah terjadi 116 kasus luka bakar akibat petasan di Indiana. Hampir satu dari enam kasus menderita luka pada mata dan setengah jumlah korban adalah anak-anak. Selain itu, pemakaian petasan secara sembrono serta hal-hal yang tidak terduga lainnya dapat berujung pada kecelakaan.

Berdasarkan laporan Komisi Keamanan Produk Konsumen, AS, tercatat dua insiden kematian akibat kembang api serta sembilan ribu kasus luka-luka yang memerlukan perawatan intensif.

Menurut Neely, kembang api tipe pertunjukan yang dapat mencapai 1.037,78 derajat celsius menjadi penyebab utama kasus-kasus cedera pada balita. "Anak-anak, terutama balita, belum punya koordinasi mata dan fisik yang baik untuk menyaksikan langsung kembang api dan bisa menjadi ketakutan karenanya," ujarnya. "Anak-anak lainnya terancam cedera karena rasa ingin tahu cara kerja kembang api." (HealthDay News/Yahoo/*/X-5)
Kembang api selain indah percikannya juga bisa berbahaya. Sebab bisa mengakibatkan luka bakar dan cedera mata pada anak-anak maupun orang dewasa.

Saat puasa, menjelang lebaran, tahun baru atau perayaan lainnya ramai permainan kembang api oleh anak-anak. Padahal kembang api berbahaya jika dimainkan oleh anak-anak.
Cara terbaik untuk bisa melindungi anggota keluarga dari bahaya tersebut adalah dengan tidak memainkan kembang api di sekitar tempat tinggal. Tapi sebagai orangtua, tentunya tidak hanya melarang anak bermain kembang api atau mercon (petasan) saja, tetapi juga mainan berbahaya lainnya. Misalnya, bermain korek api, bermain pisau atau benda tajam dan lain.
Untuk kasus bahaya petasan tiap tahunnya selalu memakan korban, khususnya anak-anak. Seperti yang terjadi pada pertengahan Ramadan kemarin, seorang anak berusia 11 tahun yang harus kehilangan 4 jari tangan kirinya di Jawa karena petasan yang dimainkan meledak di tangan sang anak. Ironisnya petasan itu dibelikan oleh sang ayah, mungkin sebagai tanda sayang anak.
Tidak sekali itu saja terjadi hal serupa. Masih di bulan Ramadan, tiga bocah mengalami luka akibat bermain mercon. Salah satunya bocah berusia 8 tahun dirawat di RSU dr Soetomo Jakarta bernama Muhammad mengalami luka di bagian mata akibat bermain mercon. Kasus bocah yang terkena ledakan mercon adalah murni karena pengawasan orangtua yang kurang optimal. Sehingga, dengan mudahnya anak tersebut main mercon dan pada akhirnya melukai dirinya sendiri.
Memang, mendekati lebaran, penjual kembang api musiman pun banyak bermunculan. Ini adalah salah satu mainan yang disukai oleh anak-anak. Banyaknya penjual kembang api atau mercon yang dijual secara sembunyi-sembunyi akan menarik perhatian anak untuk membelinya. Anak-anak juga sangat tertarik dengan percikan api dari kembang api maupun suara petasan yang membuat mereka tertawa riang.
Seperti pengalaman Yeni (32), kedua anak mereka, Farid (4 tahun) dan Firman (3 tahun) sangat senang bermain kembang api. Setidaknya hampir setiap kali menjelang lebaran kedua anaknya ini tak pernah absen untuk minta dibelikan kembang api. “Wah jadi agak merepotkan ya. Tapi ya mau bagaimana lagi. Anak-anak saya suka bermain kembang api. Makanya terpaksa saya belikan,” ujar Yeni.
Dikatakan Yeni, ia sengaja menyisihkan uang untuk membelikan kembang api kepada anaknya. Namun ia tidak mau membelikan anaknya petasan karena sangat berbahaya. “Petasan sangat berbahaya, saya takut meledak di tangan anak anak saya atau kena mata. Soalnya banyak berita yang menayangkan kasus petasan menimbulkan korban jiwa,” tambah istri Marwadi (38) ini. Soal keamanan, Yeni mengku ia bersama suaminya selalu mendampingi anak-anaknya saat bermain kembang api. Sebab, mereka takut percikan kembang api melukai mata anaknya. “Kalau kembang apinya sudah padam terbakar, sisa baranya selalu dijulur-julurkan si sulung anak saya kepada adiknya. Jadi, bahaya kalau tidak didamping,” bilang warga Jalan Karya Medan ini.
Rupanya kejadian tersebut pernah dialami Yeni. Saat itu dia sedang mengawasi kedua anaknya bermain kembang api. Lalu karena dia ingin ke kamar mandi, maka Yeni meninggalkan kedua anaknya sebentar. “Eh, ternyata saat saya kembali, saya melihat Farid sedang memainkan kembang api tersebut dan menjulur-julurkannya ke Firman, adiknya. Langsung saja saya menjerit melarangnya. Wah kalau terlambat datang bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Tangan anak saya pasti terbakar kena bara kembang api,” pungkasnya. (del)
Bermain Kembang Api yang Aman
JANGAN biarkan anak-anak bermain kembang api sendiri. Hal yang sama juga berlaku untuk petasan dan mainan petasan roket, karena permainan tersebut terlalu berbahaya untuk anak-anak. Saat bermain jangan beri jarak yang terlalu dekat antara kembang api dengan anak-anak, karena percikan dari kembang api tersebut juga berbahaya dan panas.
Sebaiknya bermain kembang api di tempat terbuka, jangan bermain di halaman rumah atau pinggir jalan.
Jauhi dari orang lain. Kembang api kadang bisa saja menembak ke arah yang salah, untuk itu sebaiknya tidak mengarahkan kembang api ke orang lain meskipun hanya untuk bercanda.
Jangan memegang kembang api langsung dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Sebaiknya memakai pelindung mata dan menghindari membawa kembang api di saku, karena gesekan yang terjadi bisa memicu kembang api menyala.
Saat memasang kembang api jauhkan dari segala sesuatu yang mudah terbakar, seperti daun atau bahan lainnya.
Jangan biarkan anak-anak mengambil serpihan-serpihan kembang api setelah dinyalakan. Beberapa serpihan tersebut mungkin saja masih menyala.
Setelah selesai digunakan, bersihkan semua serpihannya dan rendam dalam air sebelum dibuang ke tempat sampah.
Jika mengalami cedera mata jangan biarkan anak menyentuh atau menggosok mata, karena hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Dan juga jangan membilas mata dengan air atau berusaha memberikan salep di atasnya.
Tapi segera mencari bantuan medis agar tidak membahayakan penglihatannya. Kembang api dinyalakan untuk merayakan sesuatu dan agar bisa dinikmati oleh siapa saja. Untuk itu bermainlah kembang api dengan aman, sehingga tidak menimbulkan bencana sesudahnya. (net/jpnn)
[subberita]
Lodiana Ayu SPsi, MPsi, Psikolog:
Awasi Anak Saat Bermain
Anak-anak memang tak mengerti tentang keamanan dan keselamatan bila bermain yang berbahaya.
Anak tak tahu mana yang berbahaya dan tidak berbahaya. Yang anak-anak tahu itu adalah sebuah mainan yang bisa membuat mereka senang, termasuk bermain kembang api.
“Sebaiknya orangtua selalu mendampingi anaknya kala bermain kembang api. Termasuk menjaga dan menyimpan kembang api tersebut di tempat yang aman. Jangan sampai anak dapat mengambil kembang api tersebut sendiri. Lalu memainkannya sendiri,” kata Lodiana Ayu Spsi, Mpsi, Psikolog di Medan ini.
Ia juga berpesan kepada orangtua, mendekati lebaran ini setidaknya orangtua jangan menuruti permintaan anaknya untuk bermain kembang api, apalagi petasan karena sangat berbahaya.
“Banyak kasus terjadi tiap tahun akibat bermain petasan membuat anak terluka pada mata atau tangan. Jadi, hindari anak mainan berbahaya, termasuk kembang api, petasan dan barang-barang tajam,” tambahnya.
Sebab, jika anak dibiarkan bermain kembang api dan petasan, bisa sangat berisiko terluka dan juga bisa membuat rumah terbakar.  (del)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...