sumber: http://www.caliskanfamily.com/blog/archives/348
Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung.
Itulah perlunya menyendawakan si kecil seusai menyusu. Bahkan untuk bayi yang pencernaannya kurang bagus, sendawakan kembali seusai 10-20 menit atau setengah jam kemudian. Umumnya menyendawakan bayi perlu dilakukan hingga usia 9 bulan. Di atas 9 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa bersendawa sendiri. Posisi badannya sudah banyak bergerak dan berubah. Jadi, misalnya, dia tidur tengkurap, maka perut tertekan oleh berat badannya sehingga angin dari perut kemudian turun ke dubur dan keluarlah udaranya dengan cara kentut. Hal lain yang perlu diperhatikan, lakukan teknik menyusui dengan benar. Sebab, posisi menyusui yang kurang tepat akan membuat volume udara bertambah banyak.

Jika bayi tidak sendawa, maka bayi merasa tidak nyaman dan menyebabkannya rewel. Bukan tak mungkin bayi akan sering menangis. Selain itu, tidak bersendawa juga bisa membuat bayi muntah. Celakanya, muntahan bayi bisa memasuki hidung dan paru-paru. Akibatnya, bayi bisa tersedak.

Muntah juga menyebabkan asupan ASI ke dalam lambung keluar kembali. Tidak hanya itu. Lambung yang penuh udara akan menurunkan nafsu makan.

Kapan Bayi Perlu Disendawakan:

1. Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah.
2. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu.
3. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya.
4. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung.
Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman.
5. Jika bayi minum tergesa-gesa.
Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi.

POSISI SENDAWA

Bila dilakukan dengan posisi yang tepat, setelah tiga menit, umumnya bayi bersendawa. Masing-masing bayi memiliki posisi favorit bersendawa. Karena itu, kenali posisi favorit bayi

Anda. Dengan demikian, bayi cepat bersendawa dan merasa nyaman. Itulah mengapa, sendawa merupakan kenikmatan terbesar bagi si kecil. Bayi senang, ibu pun tenang. Siapkan kain /handuk lembut untuk alas.

Cara Membuat Bayi bersendawa :
1. Menaruh di Pundak (over your shoulder).
Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa.

Agar berhasil sebaiknya:
a. Usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak lurus/vertikal. Dagu menyandar ke bahu, bahu lurus ke bawah, lalu leher disangga tangan.
b. Posisi dagu diusahakan lebih tinggi dari bahu. Mulut dan hidung tidak tertutup. Jika posisi ini diabaikan, sangat mungkin bayi sulit sendawa, bahkan bisa menyebabkannya muntah.
c. Tepuklah di bagian punggung secara perlahan tapi kuat. Jangan terlalu lemah tapi tidak usah terlalu keras. Jangan menepuk di atas pantat atau di pundaknya karena percuma. Tepuklah di bagian tengah, di bawah iga kiri.
d. Goyangkan tubuh bayi, bukan kakinya saat menyendawakan. Mirip menggoyangkan botol. Menggoyangkan sembarangan bisa membuat bayi sulit sendawa.
e. Pegang selalu leher bayi. Jika tidak, bayi bisa mengalami risiko cidera.

2. Posisi Setengah Duduk di Pangkuan (sitting on your lap).

Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Si kecil pun akan sendawa. Hindari memangku bayi dengan posisi mendatar, karena menyebabkannya muntah.

3. Posisi Telungkup (lying face down on your lap)

Telungkupkan bayi di pangkuan. Tepuk-tepuklah bagian punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih relaks.

4. Metode Tick Tock

- Pegang bayi di bawah ketiaknya. Menahan/ menyangga pada bagian kepala dan leher bayi dengan jari .
- Biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas.
- Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu.
- Miringkan bayi anda dari samping ke samping dengan hati-hati/pelan-pelan.
- Buat suasana menyenangkan bagi bayi, misalnya dengan bersenandung : tick tock -tick tock…
- Gerakan metode tick tock ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui “sendawa”
- Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari dari hadapan muka anda, terutama jika sendawa bayi disertai dengan air ludah.
Berikut gambaran membuat bayi bersendawa dengan metode tick tock bisa dilihat di sini.

Beberapa kesalahan saat menyendawakan bayi :
1. posisi dagu si bayi tidak lebih tinggi dari bahu ibu sehingga mulut dan hidung bayi bisa tertutup tubuh ibu.
2. posisi bayi kadang tidak lurus malah bengkok.
3. saat menepuk punggung terlalu lemah dan tempat yang ditepuk terlalu tinggi atau di bagian bahu/pundak, atau justru terlalu rendah yaitu di bagian bawah (bagian pantat).
4. ibu yang agak menggoyangkan bayinya kala bersendawa, sehingga membuat sendawa lama keluar.

sumber: 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...